BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
PENDIDIKAN ISLAM
Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah: Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Drs.Ahsan Hasbullah,M.Pd
Disusun Oleh:
Ambar Rizkina
102331095
Nurrohman
102331100
Matahari Pramudya 102331106
Yulia Uyun
102331123
Oom Kumalasari
102331127
Siti Ma’rifatul 102331134
Siti Kholisoh
102331136
4 PAI 3
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
Tujuan pendidikan mensyaratkan perkembangan kemampuan
siswa secara optimal, dengan kemampuan untuk berekreasi, mandiri, bertanggung
jawab dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
Sebagai
individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan. Kenyataan
yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari potensi yang dimiliki untuk kemudian
memahami dan mengembangkannya. Disisi lain sebagai individu yang
berinteraksi dengan lingkungan, siswa juga tidak dapat lepas dari masalah. Menyadari hal di atas siswa perlu bantuan dan bimbingan orang lain agar
dapat berindak dengan tepat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya.
Sekolah sebagai institusi pendidikan tidak hanya berfungsi memberikan
pengetahuan tetapi juga mengembangkan kesluruhan kepribadian anak. Sebagai
profesional guru memegang peran penting dalam membantu murid mengembangkan
seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Pengetahuan
Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan oleh staf pengajar (guru) untuk
menunjang keberhasilan progam pendidikan di sekolah-sekolah di semua jenjang
pendidikan. Maka perlu di pahami apa pengertian Bimbingan dan konseling
tersebut:
Bimbingan
berasal dari kata “guidance” yang berarti pimpinan, arahan, pedoman, dan
petunjuk. Kata “guidance” berasal dari kata “to guide” yang berarti menuntun,
mempedomani, menjadi petunjuk jalan, mengemudikan. Pengertian bimbingan secara
luas ialah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis
kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai
kemampuan untuk memahami dirinya, menerima dirinya, merealisasikan dirinya
sesuai dengan potensi dan kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan
lingkungan, baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Konseling
dalam bahasa Inggris “Counseling” dikaitkan dengan kata “counsel” yang
diartikan:
1. Nasehat
(to obtain counsel);
2. Anjuran (to give counsel);
3. Pembicaraan (to take counsel).
Dengan demikian konseling diartikan sebagai pemberian nasehat, anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.
2. Anjuran (to give counsel);
3. Pembicaraan (to take counsel).
Dengan demikian konseling diartikan sebagai pemberian nasehat, anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.
Beberapa
Pengertian Bimbingan secara terminologi diantaranya:[1]
Seperti yag dikutip
oleh Drs.Dewa ketut Jukardi, MBA,MM dalam bukunya bimbingan dan konseling di
sekolah, Pengertian bimbingan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan
pasal 27 peraturan pemerinah Nomor 29/90 , “Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan pada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan,
dan merencanakan masa depan” (Depdikbud,1994)
2. Bimbingan
merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri,
sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar,
sesuai dengan tuntutan keadaan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada
umumnya (Rohman Natawidjaja,1987:31)
3. Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu)/sekelompok orang
agar mereka itu dapat berkembang menjadi prbadi-pribadi yang mandiri.
(Prayitno,1983:2)
4. Dengan
membandingkan pengertian tentang bimbingan yang telah dikemukakan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa: “Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang/sekelompok orang
secara terus menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar individu/sekelompok
individu menjadi pribadi yang mandiri”.
Beberapa
Pengertian Konseling secara terdiantaranya:[2]
Konseling sebagai terjemah dari
“Counseling” merupakan sebagian dari bimbingan , baik sebagai layanan maupun
teknik;
1. Counseling
is a most important tool of guaidance (Ruth Strang,1958). (konseling merupakan
inti dari alat yang paling penting dalam bimbingan).
2. Konseling
adalah pertemuan 4 mata antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras,
unik, dan human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian yang
didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
3. Edwin C.
Elwis (1970) mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses dimana orang yang
bermasalah dibantu secara pribadi untuk merasa dan berperilaku yang lebih
memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat (konselor)
yang menyediakan informasi dan reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan perilaku yang memungkinkannya berhubungan
secara efektif dengan dirinya dan lingkungannya.
4. Menurut
Williamson, konseling diartikan sebagai suatu proses personalisasi dan
individualisasi untuk membantu seseorang dalam mempelajari mata pelajaran di
sekolah. Ciri-ciri perilaku sebagai warga negara dan nilai-nilai pribadi dan
sosial serta kebiasaan dan semua kebiasaan lainnya, mempelajari keterampilan
(skill), sikap dan kepercayaan yang dapat membantu dirinya selaku makhluk yang
dapat menyesuaikan diri secara normal.
Sedangkan definisi bimbingan dan
konseling dalam pendidikan Islam ialah suatu aktifitas memberikan bimbingan,
pengajaran, dan pedoman kepada peserta didik yang dapat mengembangkan potensi
akal pikiran, kejiwaan, keimanan dan keyakinannya serta dapat menanggulangi
problematika dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dengan baik dan benar
secara mandiri berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadis. Dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu baik yang bersifat lahir ataupun batin yang dilakukan
oleh guru BK/BP dalam lingkungan sekolah/madrasah. [3]
B.
Problem-Problem
Pendidikan
Problem-problem dalam pendidikan antara lain:
Problem-problem dalam pendidikan antara lain:
a. Individu
tidak terampil mengerjakan sesuatu yang seharusnya bisa dilakukannya setelah
mempelajarinya.
b. Individu
tidak juga bisa memahami pokok bahasan (materi pelajaran) meski telah dicoba
mempelajarinya sekuat tenaga.
c. Individu
segan atau malas untuk mempelajari bahan pelajaran tertentu.
d. Individu
sulit menyelesaikan tugas-tugas sekolah karena di rumah terlampau banyak
pekerjaan yang juga harus di selesaikan.
e. Individu
berkali-kali gagal menguasai bahan pelajaran yang harus dipelajarinya sesuai
dengan target yang seharusnya.
C.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan
1.
Faktor dari dalam diri individu yang
belajar
a.
Kecerdasan, yaitu kemampuan untuk
memahami dan menghadapi situasi dan kondisi sekitar dengan cepat.
b.
Bakat, yaitu potensi atau kemampuan
terpendam yang sangat menonjol di dalam bidang tertentu.
c.
Minat, yaitu kemauan, kehendak atau
hasrat yang kuat terhadap sesuatu.
d.
Perhatian, yaitu dorongan untuk
mencurahkan daya kemampuan pengamatan (dengan panca indera terhadap sesuatu).
e.
Keadaan mental (psikis), yakni
keadaan senang, sedih, gembira, duka, gelisah, dan sebagainya.
f.
Keadaan fisik, yakni fisik dalam
keadaan sehat atau sakit.
2.
Faktor dari luar individu yang
belajar
a. Bahan / materi yang di pelajari.
b. Situasi dan kondisi fisik.
c. Situasi dan kondisi lingkungan.
d. Sistem pendidikan / pengajaran.
a. Bahan / materi yang di pelajari.
b. Situasi dan kondisi fisik.
c. Situasi dan kondisi lingkungan.
d. Sistem pendidikan / pengajaran.
D.
Definisi
Konseling dalam Islam[4]
Seperti yang
dikutip oleh Dasim,dkk (Dalam bukuya Muhammad Arifin “Teori-teori Konseling
Agama dan Ilmu” Jakarta:2003.hal.95-96).
Definisi Konseling dalam pendidikan
Islam adalah suatu aktivitas memberikan bimbingan, pengajaran dan pedoman
kepada anak didik yang mengembangkan
potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinannya serta dapat
menanggulangi problematika di sekolah/madrasah dan keluarga dengan baik dan
benar secara mandiri dan berparadigma kepada al-Quran dan As-Sunnah Rasulullah
SAW serta aturan-aturan sekolah.
E.
Ruang
Lingkup[5]
Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling
1.
Bimbingan dan konseling di bidang
vokasional (vocational Guidance and Counseling) yaitu bimbingan dan penyuluhan
yang berhubungan dengan masalah jabatan atau pekerjaan yang perlu di pilih oleh
murid sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing untuk masa sekarang dan
yang akan datang.
2.
Bimbingsn dan konseling dalam bidang
kependidikan (Educational Guidance and Counseling) yaitu pemberian bimbingan
yang menyangkut tentang pengambilan keputusan mengenai lapangan studi yang akan
di pilih
3.
Bimbingan dan konseling dalam
kehidupan keagamaan (Religious Counseling) bertujuan untuk membantu pemecehan
problema perseorangan dengan melalui keimanan menurut agamanya.
4. Bimbingan
dan Konseling di bidang pribadi-sosial
a. Pemantapan
sikap dan kebiasaan serta pengembagan wawasan dalam beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Pemantapan
pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan
yang kreatif dan produktif
c. Pemantapan
pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha pengulangannya
d. Pemantapan
kemampuan mengambil keputusan.
5. Bimbingan
dan Konseling di bidang bimbingan belajar
a. Pemantapan
sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dlam
mencari informasi dari berbagai sumber belajar.
b. Pemantapan
sistem belajar dan berlatihbai secara mandiri maupun berkelompok
c. Pemantapan
penguasaan materi progam belajar di sekolah sesuai dengan perkembangan ilmu,
teknologi dan kesenian
d. Orientasi
belajar di Perguruan Tinggi.
F.
Tujuan
Bimbingan dan Konseling
a. Tujuan
Umum[6]
Tujuan
umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan , yaitu terwujudnya manusia indonesia seutuhnya yang cerdas, yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
Sejalan
dengan perkembangannya, konsepsi bimbingan dan konseling maka tampaklah
beberapa tujuan umum dar bimbingan konseling, yaitu:[7]
1. Untuk
membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan yang dimilikinya.
2. Membantu
individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya.
3. Membantu
individu untuk menjadi insan yang mandiri.
4. Memperkuat fungsi-fungsi pendidikan.
b. Tujuan
Khusus
Secara
Khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar
dapat mencapai tujuan-tujuan perkembngan yang meliputi beberapa aspek, yaitu:
1. Aspek
pribadi sosial
Dalam aspek tugas
perembangan pribadi –sosial, layanan bimbingan konseling membantu siswa agar:
a. Memiliki
kesaaran diri
b. Dapat
mengembangkan sikap positif
c. Membuat
pilihan secara sehat
d. Mampu
menghargai oranglain
e. Memiliki
rasa tanggungjawab
f. Dapat
menyelesaikn konflik
2. Aspek
Tugas perkembangan belajar
Dalam aspek ini,
layanan bimbingan knseling membantu siswa agar:
a. Dapat
melaksanakan ketrampilan atau teknik belajar secra efektif
b. Dapat
menetapkan tujuan dan perencaaan pendidikan
c. Mampu
belajar secara efektif
3. Aspek
Tugas perkembangan karier
Dalam aspek
perkembangan karier, layanan bimbingn dan konseling membantu siswa agar:
a. Mampu
membentuk identitas karier
b. Mampu
merencanakan masa depan
c. Mengenal
ketrampilan, kemampuan, dan minat.
G.
Fungsi
Bimbingan dan Konseling[8]
Fungsi bimbingan dan konseling dapat digolongkan menjadi tiga fungsi yaitu:
Fungsi bimbingan dan konseling dapat digolongkan menjadi tiga fungsi yaitu:
1. Remedial /
Rehabilitatif
Peranan remedial berfokus pada masalah:
a. Penyesuaian diri;
b. Menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi;
c. Mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.
Peranan remedial berfokus pada masalah:
a. Penyesuaian diri;
b. Menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi;
c. Mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.
2. Fungsi Edukatif / Pengembangan
Fungsi ini berfokus kepada masalah:
Fungsi ini berfokus kepada masalah:
a. Membantu meningkatkan keterampilan-keterampilan
dalam kehidupan;
b. Mengidentifikasi dan memecahkan
masalah-masalah hidup;
c. Membantu meningkatkan kemampuan
menghadapi transisi dalam kehidupan;
d. Untuk
keperluan jangka pendek, konseling membantu individu-individu menjelaskan
nilai-nilai, menjadi lebih tegas, mengendalikan kecemasan, meningkatkan
keterampilan komunikasi antar pribadi, memutuskan arah hidup, menghadapi
kesepian dan semacamnya.
3. Fungsi
Preventif dan Kuratif (Pencegahan dan Penyembuhan)
Fungsi ini membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya perhatian, dan melakukan penyembuhan bila terjadi sakit kejiwaannya. Upaya preventif dan kuratif meliputi pengembangan strategi dan program yang dapat digunakan untuk mencoba mengatasi resiko-resiko hidup yang tidak perlu terjadi.
Fungsi ini membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya perhatian, dan melakukan penyembuhan bila terjadi sakit kejiwaannya. Upaya preventif dan kuratif meliputi pengembangan strategi dan program yang dapat digunakan untuk mencoba mengatasi resiko-resiko hidup yang tidak perlu terjadi.
4. Fungsi
Pemahaman
Yaitu
fungsi bimbingan dan konseling membantu klien agar memiliki pemahaman terhadap
diri.
5. Fungsi
Penyaluran
Yaitu
fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu klien memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan cirri-ciri
kepribadian lainnya.
6. Fungsi
Adaptasi
Yaitu
fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah dan staf, konselor
dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan klien.
7. Fungsi Penyesuaian
Yaitu
fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu klien agar dapat menyesuaikan
diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
8. Fungsi
Perbaikan
Yaitu
fungsi bimbingan dan konselinguntuk membantu klien sehingga dapat
memperbaikikekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).
9. Fungsi
Fasilitasi
Yaitu
memberikan kemudahan kepada klien dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
10. Fungsi Pemeliharaan
Yaitu
fungsi bimbingan dan konselinguntuk membantu klien supaya dapat menjaga diri
dan mempertahankan situasi kondusif yang telahtercipta dalam dirinya.
Fungsi utama
bimbingan dan konseling dalam Islam yang hubungannya dengan kejiwaan tidak
dapat terpisahkan dengan masalah spiritual (keyakinan). Islam memberikan
bimbingan kepada manusia agar kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Fungsi
bimbingan dan konseling di sini memberikan bimbingan kepada penyembuhan
terhadap ganggauan mental berupa sikap dan cara berpikir yang salah dalam
menghadapi problem individu setelah individu dapat kembali dalam kondisi yang
bersih dan dapat membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang bermanfaat dan
tidak bermanfaat, mana yang baik bagi dirinya dan orang lain atau sebaliknya
barulah dikembangkan ke arah pengembangan dan pendidikan bagi mereka. Fokus
bimbingan dan konseling Islam selain memberikan perbaikan dan penyembuhan pada
tahap mental, spiritual atau kejiwaan, dan emosional, kemudian melanjutkan
materi bimbingan dan konseling kepada pendidikan dan pengembangan dengan
menanamkan nilai-nilai dan wahyu sebagai pedoman hidup.
H. Teknik-Teknik Konseling Dalam
Islam[9]
1. Teknik yang bersifat lahir
Teknik yang
bersifat lahir ini menggunakan alat yang dapat di lihat, di dengar atau
dirasakan oleh klien (anak didik)yaitu dengan
menggunakan
tangan atau lisan antara lain:
a)
Dengan menggunakan kekuatan, power
dan otoritas
b)
Keinginan, kesungguhan dan usaha yang
keras
c)
Sentuhan tangan (terhadap klien yang
mengalami stres dengan memijit bagian kepala, leher dan pundak)
d)
Nasehat, wejangan, himbauan dan
ajakan yang baik dan benar. Maksudnya dalam
konseling, konselor lebih banyak menggunakan lisan yang berupa pertanyaan
yang harus dijawab oleh klien dengan baik, jujur dan benar. Agar konselor bisa
mendapatkan jawaban dan pernyataan yang jujur dan terbuka
dari klien, maka kalimat yang dilontarkan konselor harus mudah dipahami,
sopan dan tidak menyinggung perasaan atau melukai hati klien. Demikian
pula ketika memberikan nasehat hendaklah dilakukan denagn kalimat yang indah,
bersahabat, menenangkan dan menyenangkan.
e) Membacakan do’a atau berdo’a dengan menggunakan lisan
f) Sesuatu yang
dekat dengan lisan yakni dengan air liur hembusan (tiupan)
2. Teknik
yang Bersifat Batin
Yaitu teknik
yng hanya dilakukan dalam hati dengan do’a dan harapan namun tidak usaha dan
upaya yang keras secara konkrit, seperti dengan menggunakan potensi
tangan dan lisan. Oleh karena itulah Rosululloh bersabda “bahwa melakukan
perbuatan dan perubahan dalam hati saja merupakan selemah-lemahnya iman”.
Teknik konseling yang ideal adalah
dengan kekuatan, keinginan dan usaha yang keras dan sungguh-sungguh dan
diwujudkan dengan nyata melalui perbuatan, baik dengan tangan, maupun sikap
yang lain. Tujuan utamanya adalah membimbing dan mengantarkan individu (anak
didik) kepada perbaikan dan perkembangan eksistensi diri dan kehidupannya baik
dengan Tuhannya, diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan
lingkungan masyarakat.[10]
BAB III
KESIMPULAN
Bimbingan
dan konseling merupakan proses yang berkesinambungan dalam membantu
individu agar dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai
kemampuannya dan agar individu memahami diri dan menyesuaikan dengan
lingkungannya. Di sekolah, bimbingan dan konseling secara tidak langsung
menunjang tujuan pendidikan dengan menangani masalah dan memberikan layanan
secara khusus pada siswa, agar siswa dapat mengembangkan dirinya secara penuh.
Tujuan
bimbingan di sekolah ialah membantu siswa dalam mengatasi
kesulitan belajar. Megatasi kebiasaan yang tidak baik
dalam belajar dan hubungan sosial. Mengatasi kebiasaan yang tidak baik dalam
belajar dan hubungan sosial, mengatasi kesulitan dengan kesehatan jasmani,
masalah kelanjutan studi, kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan
pemilihan pekerjaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Sukardi,Dewa
ketut.2008.Bimbingan dan konseling di
sekolah.Jakarta:Rineka cipta
Arifin,Muhammad.2003.Teori-teori konseling agama dan ilmu.Jakarta:Golden
Tryon Press
Adz-Dzaki,Hamdani
Bakran.2002.Konseling dan psikoterapi
islam.Yogyakarta:Fajar pustaka Baru
http//mabadik.wordpress.com/2010/07/08/Bimbingan dan konseling dalam pendidikan
islam
Febrini,Deni.2011.Bimbingan konseling.Yogyakarta:Teras
Priyatno.1999.Dasar-dasar
bimbingan dan konseling.Jakarta:Rineka cipta
http//antoniyuzar.wordpress.com/2010/05/13/Bimbingan dan konseling/
[1] Drs.dewa Ketut
sukardi,Bimbingan dan konseling di sekolah.(Jakarta:PT.Rineka cipta,2000)
hal.36-37
[2] Ibid.
[4] Muhammad
arifin,Teori-teori agama dan ilmu,Jakarta:Golden tryon press,2003 hal 95-96
[5] Drs.dewa ketut
sukardi,bimbingan konseing di sekolah,Jakarta:PT.Rineka cipta,2000, hal 37-42
[6] Ibid.hal 28
[7] Priyatno,Dasar-dasar
bimbingan da konseling,Jakarta:Rineka cipta.1999,hal 114
[8] Deni febrini,Bimbingan
konseling,Yogyakarta:Teras,2011,hal 14-17
[9] Drs.H.M.Hamdani Bakran
Adz.Dzaki,Konseling dan psikoterapiislam,Jakarata:fajar pustaka buru,2002,hal
206-207
[10] http//mabadik.wordpress.com/2010/07/08/Bimbingan
dan konseling dalam pendidikan islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar