Rabu, 19 Agustus 2015

Bimbingan Konseling


TREND ML (MAKING LOVE) MASA KINI
Research
Description: STAIN
 



                                                                               
                                                                               
Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : Kholil Lor Rohman


 Disusun oleh :
EKA SAFITRI
092332056
4 PBA 2






SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2010
ML  Ala’ SMA
1.       Contoh Kasus
Saat itu ketika saya duduk di bangku kelas tiga di SMA N I ROWOKELE KEBUMEN, ada salah satu kejadian yang mungkin akan saya ingat untuk menjadi referensi negatif dalam hidup saya. Sebut saja dia bernama  Dina dan Rendra. Kejadian ini terjadi pada saat sore hari. Saat itu, semua siswa SMA sudah pulang ke rumah ataupun ke tempat kos, kontrak masing-masing. Akan tetapi , dalam suatu lembaga tentunya ada petugas keamanan yang akan menjaga keamanan di sekolah tersebut. Dina dan Rendra adalah sepasang kekasih yang sering kita sebut “pacaran”.  Pacaran dalam dunia masa kini tentu sudah tidak asing lagi bagi kita, dan berorientasi negatif bila didengar oleh semua orang.
Siswa siswa SMA tak tertinggal satupun di sekolah, hingga saat itu Rendra dan Dina saling mengirim pesan hingga mereka sepakat untuk ketemuan. Mereka mengaku bahwa yang namanya orang pacaran, tentu saja punya hasrat yang besar yang besar untuk ketemu dengan Sang Doi. Mereka ketemu di sekolah sekitar pukul 16.00 WIB. Entah Bagaimana, apakah karena mereka saking kangennya sehingga mereka beranjak dan masuk ke dalam sebuah ruangan kecil, sempit yang biasa sering membuat buang air bagi siswa SMA (WC). Sangat tidak terbayangkan , seperti apa rasanya ketemuan di tempat yang gak strategis. Rendra sangat senang karena ajakannya untuk ke WC bareng pacarnya diterima, tak kalah beda dengan Dina. Dina juga menerima ajakan Rendra dengan senang hati, dan dimana-mana seorang  perempan lebih mementingkan perasaan daripada akalnya.  Karena Dina suah berikrar sehidup semati untuk Rendra, maka untuk berbuat apa sajapun akan selalu ia penuhi demi Seorang Rendra.
Mereka Berdua  masuk ke dalam WC sama-sama dengan rasa saling cinta, percaya , sehidup semati dan dengan segala macam rasa bahagia yang bergejolak di hati sepasang kekasih itu.  Merekapun segera melepaskan atribut yang mereka kenakan di tubuh mugil anak SMA. Dengan perasaan yakin bahwa disitulah tempat yang paling nyaman untuk mereka memadu kasih layaknya sepasang suami istri, hanya bedanya disini tempatnya lebih menjijikan dari pada kandang ayam. Setelah beberapa menit kemudian mereka bersenang-senang dengan segala kenikmatan birahinya, akhirnya pada saat satpam sekolah berkeliling. Salah satu dari satpam tersebut mendengar suara desahan-desahan yang membuat ia curiga. Satpam itu yakin bahwa suara itu bursumber dari arah WC siswa yang tepatnya di sebelah utara Ruang Komputer. Dengan langkah pelan-pelan, satpam (Pak Joko) menuju depan WC kemudian langsung mendobrak pintu tersebut.
Dengan rasa bingung dan sangat terkejut, satpam itu langsung menjerit karena melihat dua siswa yang tak memakai atribut busana sehelaipun. Sungguh keadaan yang sangat memalukan. Kemudian mereka dibawa oleh Pak Joko ke pos Satpam. Akan tetapi saat itu mereka tidak diadili oleh pak Joko atau teman-teman satpam yang lain, mereka menunggu hari esok untuk bisa laporan terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah ataupun pihak BK yang bertugas untuk menangani semua masalah siswa yang ada di sekolahku.

2.            Cara Penanganan
Pihak BK bekerja sama dengan kepala sekolah, memanggil Rendra dan Dina ke ruang BK.  Mereka di tanya bagaimana rangkaian kejadian yang telah mereka lakukan dan dengan diertakan alasan kenapa meraka melakukan hal demikian. Padahal kejadian tersebut dapat memalukan diri mereka, orang tua, dan sekolah apalagi itu merupakan dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT.
Setelah mereka menceritakan kejadian yang mereka lakukan , kemudian pihak sekolah memanggil orang tua siswa dan mengembalikan anaknya kepada pihak keluarga, karena tindakan yang telah dilakukan oleh Rendra dan Dina tidak dapat diampuni lagi. Mereka telah melanggar tata tertib yang menyatakan bahwa, “Jika terdapat siswa hamil atau menghamili, ataupun melakukan hubungan di luar nikah maka mendapat score 100, yang berarti bahwa mereka dikeluarkan dari sekolah.

3.     Pendapat Mengenai Penanganan BK Sekolah
Menurut saya, tindakan yang di lakukan oleh BK (pihak sekolah) sangat tepat dan sudah semestinya siswa tersebut mendapatkan sanksi dikeluarkan dari sekolah. Hal yang di lakukan oleh siswa merupakan tanda bahwa pada era zaman sekarang sudah benar-benar terbukti bahwa dekadensi moral sangat memprihatinkan. Jika kasus demikian dibiarkan saja tanpa adanya punishment yang tegas, maka akan dapat menjadi penyakit yang menular bagi siswa-siswa lainnya.
 Menurut saya, punishment atau hukuman itu memanglah perlu. Akan tetapi, itu seharusnya dijadikan jalan terakhir dalam menghakimi seorang anak. Tanyakan dengan nada bicara yang lembut dan bersahabat. Jangan sampai siswa merasa ketakutan ataupun depresi dengan keadaan yang ada. Saya yakin, bagi Dina hal ini adalah hal yang sangat membuatnya terpukul, malu, bahkan pastinya ada rasa penyesalan yang cukup mendalam.
Keadaan psikis seorang perempuan pada saat diajak ML (making love), dengan segala rayuan dan tipu daya si cowo yang tentunya itu sangat menggoda dirinya, ia tidak memikirkan apa akibat di balik perbuatan yang ia lakukan. Seorang cowo pun juga tak semestinya disalahkan 100%. Karena dalam suatu hadits disebutkan bahwa “ Syetan dengan orang yang beriman selalu kalah dengan cara apapun, akan tetapi senjata tajam untuk melemahkan orang beriman adalah seorang wanita.”
Sudah dijelaskan dalam hadits tersebut bahwa, kejadian yang menimpa Rendra dan Dina adalah tidak sepenuhnya kesalahan rendra,  tetapi keduanya.
Melalui peristiwa tersebut, lalu kita kadang bertanya. Siapakah yang patut disalahkan dengan pergaulan bebas yang telah merajalela di dunia anak-anak ataupun remaja??   
Disini tidak ada yang perlu disalahkan, sipa saja berperan dalam perkembangan hidup seseorang. Seseorang itu tentunya dipengaruhi oleh faktor genetik maupun lingkungan. Faktor lingkungan meliputi, lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dari tiga lingkungan tersebut sama – sama mempunyai pengaruh yang besar bagi pribadi seseorang, tinggal yang mana yang paling dominan bagi orang tersebut.
            Dalam hal ini saya juga tidak sependapat dengan cara penanganan yang dilakukan BK sekolah saya. Dengan cara mengeluarkan mereka dari sekolah, maka itu tidak menjamin anak tersebut tidak mengulangi hal yang demikian di lain waktu. Dalam buku Psikologi Konseling karya Latipun, Menurut Glasser,” seorang Konseling seharusnya meniadakan punishment atau hukuman sebagai teknik pengubahan perilaku. Hal itu menurutnya sangat tidak efektif dan memperburuk hubungan konseling dan biarkan saja mereka mendapatkan konsekuensi secara wajar dan alamiah dari perilakunya sendiri.” Tindakan yang mereka lakukan juga disebabkan oleh ketidakmampuannya dalam memuaskan kebutuhannya. Dapat juga disebabkan karena adanya penolakan terhadap orang tua, karena berbagai kemungkinan yang mendasari perbuatan mereka.
            Menurut teori di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa sebenarnya, orang melakukan kesalahan tidak pasti karena dia salah. Kita perlu mengkaji berbagai hal di balik kesalahan tersebut. Sehingga jika kita mengambil keputusan untuk menghakiminya,kita bisa mengambil cara yang paling tepat.





***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar