Rabu, 19 Agustus 2015

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab


EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Makalah



Disusun Guna Memenuhi Tugas Kuliah
Mata Kuliah: Perencanaan Sistem Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu : Ali Muhdi M, Ag.



Disusun oleh :
EKA SAFITRI
NIM. 092332056
Tarbiyah/5 PBA 2


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PURWOKERTO
2011
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam pendidikan di Indonesia terdapat sistem yang mengatur berjalannya belar mengajar dalam suatu lembaga pendidikan. Adapun sistem pendidikan yang ada yaitu mencakup beberapa hal, yaitu tujuan, materi, pendidik, peserta didik, metode, media dan evaluasi. Hal tersebut merupakan satu kesatuan  dari sebuah sistem yang harus ada dalam sebuah proses pendidikan. Jika terdapat satu ketidakseimbangan dari hal-hal tersebut, maka proses pendidikan akan berjalan tidak efektif. Oleh karena itu, antara satu komponen satu dengan yang lainnya haruslah saling berjalan seimbang.
Dalam sistem pendidikan tersebut terdapat evaluasi pendidikan yang kedudukannya sangat urgent dalam pendidikan. Evaluasi merupakan hal yang dapat membawa pendidikan di indonesia semakin maju. Evaluasi ini perlu dilakukan dalam setiap pembelajaran  agar pembelajaran yang kita lakukan dapat terkontrol dengan baik.
Sebuah pembelajaran apapun, penting sekali diakukannya sebuah evaluasi. Pembahasan dalam makalah ini yaitu mengenai evaluasi pemblajaran bahasa arab yang mana evaluai ini lebih dikhususkan pada pembelajaran bahasa arab.
Makalah ini akan mengkaji tentang evaluasi pembelajaran bahasa arab secara terperinci, tentang apa yang dimaksud evaluasi, bagaimana evaluasi dilkaukan dal hal – hal yang terkait dengan evaluasi pembelajaran bahasa arab.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang mengadung kata dasar value  “nilai”. Secara istilah evaluasi berkaitan dengan keyakinan bahwa suatu hal itu baik dan buruk, benar atau salah, kuat atau lemah, cukup atau belum, dan sebagainya.
Dalam Kamus Ilmiah Populer yang dikarang oleh Pius A Partanto dan M Dahlan Al Barry, “evaluasi” dapat diartikan sebagai penaksiran, penilaian, perkiraan keadaan, penentuan nilai. 
Untuk memberi pemahaman mengenai evaluasi, sebagaimana dikutip oleh Ainin, Tohir dan Asrori,  maka Gronlund dan Lin seorang pakar evaluasi pengajaran (1985: 5) mengemukakan definisi evaluasi sebagai berikut : Evaluation is a systematic process of collecting, analizing, and interpreting information to determine the extent to wich pupils are achieving intructional objctives. Evaluation answers the question “how good?”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan menganalisis dan menafsirkan data-data untuk menentukan apakah seorang siswa dipandang telah mencapai target pengetahuan atau ketrampilan yang dirumuskan dalan tujuan pembelajaran.
Dengan definisi – definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi  merupakan suatu proses penilaian yang sistematis terhadap suatu hal untuk menganalisis dan mengukur tentang benar atau salah.
Istilah Evaluasi sama artinya dengan asesmen, pengukuran dan tes. Istilah istilah trsebut mempunyai maksud dan tujuan yang sama, akan tetapi ada perbedaan dalam hal cakupan yang dianalisa. Evaluasi ini dapat berupa tes maupun non tes, disesuaikan dengan apa yang akan kita evaluasi.
B.       Kedudukan dan Tujuan Evaluasi
Dalam pembelajaran terdapat empat komponen utama yaitu tujuan, materi metode dan evaluasi (Kasbolah, 1993). Dilihat dari segi prosesnya setiap pembelajaran terdiri atas tiga tahapan yaitu perncanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Evaluasi mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu pembelajaran yang merupakan bagian terakhir dalam tahap pembelajaran. Akan tetapi, evaluasi dapat juga dilakukan pada saat ditengah proses pembelajaran.
Adapaun tujuan evaluasi menurut Sukardi, terdapat minimal enam tujuan evaluasi yang terkait dengan belajar mengajar, antara lain:
1.      Menilai ketercapaian (attainment) tujuan
2.      Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi
3.      Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui.
4.      Memotivasi belajar siswa
5.      Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling
6.      Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum
Evaluasi tidak hanya untuk mengevaluasi proses belajar megajar akan tetapi juga dapat digunakan untuk menilai program dan sistem dan program pembelajaran yang ada di lembga pendidikan. Dalam melakukan evaluasi  agar mendapatkan hasil yaang baik maka syarat-syaratnya diantaranya :1) valid, 2) andal, 3) objektif , 4) seimbang, 5) membedakan, 6) norma, 7) fair, 8) praktis.
C.       Prinsip – Prinsip Evaluasi
Bagi seorang guru penting hukumnya untuk mengetahui dan memahami prinsip – prinsip evaluasi untuk dijadikan sebagai petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasikan evaluasi dengan cara yang benar.
Menurut Ainin, Tohir dan Asrori (2006: 12), prinsip – prinsip evaluasi dalam semua pembelajaran antar lain :
a.       Menyeluruh
b.      Kesinambungan
c.       Berorientasi pada tujuan
d.      Objektif
e.       Bermakna
f.       Sesuai dengan kurikulum
g.      Mendidik
Sedangkan menurut Slameto (2001: 16) sebagaimana dikutip oleh Sukardi dikemukakan bahwa evaluasi harus minimal mempunyai tujuh prinsip yaitu:
a.       Terpadu
b.      Menganut cara belajar siswa aktif
c.       Kontinuitas
d.      Koherensi dengan tujuan
e.       Menyeluruh
f.       Membedakan (diskriminasi)
g.      Paedagogis
Adapun prinsip –prinsip tersebut merupakan hal-hal yang harus dipegang oleh seorang pendidik agar dalam melakukan evaluasi nantinya sudah terarah sehingga dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan prinsip sehingga tujuan evaluasi akan tercapai.
D.       Pendekatan Tes Bahasa
Dalam suatu tes akan dipandang berkualitas apabila mempunyai tingkat validitas , reliabilitas dan kepraktisan yang tinggi. Validitas dapat diartikan dengan ketepatan dan kebenaran. Istilah validitas pada dasarnya berkaitan dengan hasil tes, yng mempunyai arti derajat kesesuaian hasil suatu tes dengan tujuan sejauh mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas bermakna keajegan atau dalam bahasa arab disebut tsabat. Suatu alat dapat dikatakan reliabl jika ia mendapatkan data yang ajeg.Istilah reliabilitas berkaitan dengan data yang dihasilkan oleh instrumen. Sedangkan kepraktisan juga tidak kalah pentingnya dengan validitas dan reliabilitas. Adapun kepraktisan itu berkaitan dengan hal kehematan, kemudahan pengadministrasian, kemudahan penginterpretasian.
Suatu tes bahasa dapat kita ketahui macamnya, ada 3 yaitu tes diskret, integratif dan pragmatik.
1.    Tes Diskret
Menurut Oller (1979) sebagaimana dikutip oleh Ainin, Tohir dan Asrori (2006,70), tes dikret ialahsuatu tes yang hanya menekankan satu aspek kebahasaan pada satu waktu, artinya yang diukur adalah tunggal atau satu komponen saja. Tes ini dilatarbelakangi oleh pandangan stuktural dalam kajian kebahasaan (Dwiwajono, 1996 ). Dalam kajian sruktural, hakikat bahasa itu terdiri atas beberapa komponen yang saling terpisah.
Contoh tes diskret, tentang kosakata/mufrodat
·       Pengenalan arti kata
_   Arti kata    للجامعة  adalah
a.     Masjid
b.    Perguruan tinggi
c.     Lab. Bahasa
d.    Yayasan
2.         Tes Integratif
Tes integratif merupakan penggabungan dari bagian-bagian yaang terkecil pada sstu butir tes. Tes ini dapat dikatan sebagai koreksi terhadap kelemahan yang ada dalam tes diskret.
Menurut Nurgiantoro (1988), dikutip oleh Ainin, Tohir dan Asrori (2006, 74), yang termasuk tes integratif baik yang menyangkut aspek kebahasaan maupun ketrampilan bebahasa adalah menyusun kalimat, menafsirkan wacana yang singkat yng dibaca dan didengar, memahai bacaan yang dibaca atu didengar, menyusun sebuah alinea berdasarkan kalimat-kalimat yang disediakan.
3.      Tes Pragmatik
Jenis tes pragmatik sangat beragam. Oller mengemukakan bahwa bntuk tes bahasa pragmatiik yaitu dikte, tes close, pemahaman parafrase, jawaban pertanyaan, berbicara atau wawancar, menulis, bercerita, dan terjemahan.
E.       Tes Bahasa Arab Berbasis Kompetensi
1.      Tes Kemahiran Menyimak
a.       Melafalkan ulang kata yang diperdengarkan
b.      Mengidentifikasikan bunyi
c.       Membedakan bunyi yang mirip
d.      Menentukan makna kata melalui gambar
e.       Menentukan makna kalimat melalui gambar
f.       Merespon ujaran berupa kalimat melalui gerak
g.      Memahami teks sederhana dalam bentuk dialog
h.      Memahami teks sederhana dalam bentuk narasi
2.      Tes Kemahiran Berbicara
a.       Menggunakan bentuk ungkapan baku
b.      Memperkenalkan diri
c.       Menceritakan gambar tunggal
d.      Menceritakan gambar berseri dengan panduan pertanyaan
e.       Menceritakan gambar berseri tanpa panduan
f.       Menceritakan pengalaman dengan panduan
g.      Mendeskripsikan objek\
h.      wawancara
3.      Tes Kemahiran Membaca
a.       Membaca dengan lancar, cermat dan tepat
b.      Menentukan arti kata kosa kata dalm konteks kalimat tertentu
c.       Menemukan makna tersirat dalam teks
d.      Menemukan ide pokok dalam paragraf
e.       Menentukan ide penunjang dalam paragraf
f.       Menghubungkan ide – ide yang terdapat dalam bacaan
g.      Mensarikan/menyimpulkan ide pokok bacaan
h.      Mengoentari dan mengkritisi isi bacaan.
4.      Tes Kemahiran Menulis
a.       Mengurutkan kata menjadi kalimat
b.      Menyusun kalimat berdasaran gambar
c.       Menyusun kalimat berdasarka kosa kataa
d.      Mengurutkan kalimat menjadi paragraf
e.       Mendeskripsikan objek atau gambar tunggal berdasarkan pengalaman
f.       Menyusun paragraf berdasarkan pertanyaan.














BAB III
PENUTUP

Dalam pembahasan diatas telah dijelaskan secara rinci mengenai evaluasi pembelajaran bahasa arab. Evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan dalam setiiap proess pembelajaran. Adapun karakteristik, tujuan, kedudukan, prinsip, macam –macam tes dan sebagainya telah kita ketahui bahwa kesemuanya itu merupakan bagian – bagian dari evaluasi.
Evaluasi ini cakupannya sangat luas, karena evaluasi ini tidak hanya dalam proses belajar mengajar akan tetapi evaluasi program dan evaluasi sistam. Dengan demikian, maka bagi seorang guru haruslah memahami tentang evaluasi dan bagi para siswa penting juga diadakannya evaluasi belajar bagi dirinya sendiri. Hal ini dimaksudkan agar siwa menjadi lebih termotivasi untu melkukan inovasi dalam belajarnya sehingga ia akan lebih maju.











DAFTAR PUSTAKA

Aini, M,  M. Tohir dan Imam Asrori. 2006. Evaluasi dalam Pembelajaran Bahsa Arab. Malang: MISYKAT.
Partanto, Pius. A dan M. Dahlan Al Barry. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: ARKOLA
Roqib, Moh. 2011. Prophetic Education (Kontekstualisasi Filsafat dan Budaya Profetik dalam Pendidikan). Purwokerto: STAIN PRESS.
Sukardi, M. 2009. Evaluasi Pendidikan (Prinsip & Operasionalnya). Jakarta Timur: BUMI AKSARA.

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. mohon maaf, yang tes bahasa arab berbasis kompetensi itu referensinya dari mana? terima kasih

    BalasHapus